BISAKAH KITA MENGETAHUI SESEORANG PSIKOPAT DARI TULISAN TANGANNYA?



Di antara kalian mungkin nggak asing dengan istilah “graphology”. Graphology adalah ilmu membaca karakter dan kepribadian seseorang dari tulisan tangannya. Banyak yang mengkritik ilmu ini sebagai “pseudoscience”, namun ada juga yang menganggapnya sebagai bidang ilmu yang valid (bahkan gue dengar ada universitas yang mengajarkannya). Gue sendiri juga sempat penasaran dengan ilmu ini bahkan mencobanya dengan mengunjungi situs Handwritingwizard.comdimana kita bisa mengikuti tes grafologi secara gratis. Kita juga bisa mengikuti lesnya (ada yang berbayar, ada yang gratis) di situ dimana di salah satu postingannya, gue menemukan artikel yang menarik dan MBP banget. Pertanyaannya, bisakah grafologi digunakan untuk membaca karakter seorang psikopat? Di sebuah postingan berjudul “The Most Evil Handwriting Ever Written”, sepertinya pertanyaan itu terjawab.

Di situs tersebut, sang “guru” yang bernama Bart Baggett membahas tulisan tangan seorang narapidana bernama Thomas Kane yang ditangkap karena kasus penculikan serta pelecehan seksual dan kini mendekam di penjara di Arizona, AS. Melalui suratnya ini, Thomas berusaha membujuk seseorang untuk memberikan alamat para selebriti untuk “membantu anak-anak”. Jelas ia berbohong, sebab ia berada di penjara dan tidak berhubungan dengan anak-anak. Entah apa yang diinginkannya dengan alamat itu, mungkin sesuatu yang tidak baik. Bagaimana Bart berkesimpulan pria itu adalah psikopat?
Silakan simak tulisan tangannya berikut ini.


Kacau bukan? Sangat sulit untuk membacanya, bahkan Bart mengidentifikasi beberapa sifat “psikopat” yang dimiliki pria tersebut, antara lain tidak bisa menerima kritik, paranoia, dendam, kemarahan, sarkasme, dominasi, serta masalah dengan orang tuanya. Dalam salah satu “ilmu” yang dibagikannya, ia menasehatkan agar kita tidak berhubungan (apalagi masalah asmara) dengan seseorang dengan ciri khas tulisan seperti di bawah ini, yakni memiliki ujung panjang di awal huruf pertama dalam kalimat.



Sifat ini disebutnya “resentment” atau “dendam” dimana ia masih menaruh rasa sakit hati pada seseorang yang meninggalkan atau menyakitinya di masa lalu, mungkin ayah atau orang yang pernah dicintainya. Ia menjamin bahwa hubungan dengan orang yang memiliki “trait” tersebut akan menjadi hubungan yang “toxic”.

Percaya atau tidak, banyak yang menganggap grafologi sebagai ilmu yang mengada-ada. Memang sukar dipercayai bahwa tulisan tangan dan kepribadian memiliki kaitan yang erat, bahkan beberapa grafolog mengklaim bahwa dengan mengubah tulisan tangan, kita juga bisa mengubah kepribadian kita! Ada yang mengecap grafologi tak berbeda dengan ramalan bintang (zodiak) ataupun menentukan kepribadian lewat golongan darah, dimana kita mungkin merasa ada kesesuaian, namun semua itu hanyalah ilusi dan kebetulan semata.

Akan tetapi, melihat tulisan tangan di atas, kita bisa berpikir dua kali. Mungkin memang ada pengaruhnya, mungkin juga tidak. Grafologi nggak semata-mata melabeli orang dengan tulisan tangan jelek dan tak terbaca otomatis memiliki sifat jahat, bukan. Grafologi percaya bahwa ada sifat-sifat khusus yang bisa terbaca dengan melihat ciri-ciri tertentu dalam bentuk huruf, jarak antar kata dan kalimat, hingga cara seseorang menulis (bahkan rapi tidaknya batas kanan dan kiri dalam paragraf serta jaraknya terhadap sisi kertas juga konon memiliki arti tersendiri). Semisal, tulisan yang besar-besar menunjukkan seseorang bersifat ekstrovert, namun tulisan kecil-kecil membuktikan dia introvert.

Gue sendiri masih netral dengan grafologi dan menganggapnya sebagai hiburan semata. Toh sains yang sudah terbukti nyata pun kadang bisa salah atau memiliki pengecualian tertentu bukan?